Usai usiamu kasihku telah usai
Telah usai senang
Telah tuntas perang
Usai semesta rasa
Semesta duka lara
Usai sudah suka duka
Kacakan kacau wajahmu berkaca
Dimataku yang
Mataku berkaca-kaca
Kala telah lelah dan kau terlampau
Berkilauan luka
Kupangku kau kan kupangku
(Sujiwo Tedjo )
7 June 2020 Pukul 05.30 WIB
Dirumah tempat kami menghabiskan masa kecil mbak meninggal kami menuju penghidupan sejati dipangkuan Gusti. Dikamar tepi dapur tempat dulu berebut lauk masakan ibu mbak pergi dipangkuan bapak. Cukup, usai lirih ucapmu dan komunikasi terakhir denganku saat ia meminta pegang tangannya,’ Ger, pegang tanganku’. Dengan mata berkaca-kaca mbak menyapa penjemputnya. Tenang lirih seiring dengan hilangnya nafas di raganya.
Mbak berjuang kurang lebih 4 tahun melawan kanker usus. Medio 4 tahun sudah 3 kali menjalani operasi dan satu kali kemoterapi. Tahun 2018 sebenarnya sudah diyatakan bersih dari kanker . Bulan Februari 2020 ambruk lagi dan dilakukan operasi tapi Allah berkehendak lain setelah operasi kondisi fisiknya semakin menurun.
Banyak hal yang membuat saya kehilangan begitu mendalam, sampai saat ini ada sesuatu yang entah sukar dilukiskan dilubuk hati saya. Mulai kelas 3 SMA sampai tahun 2009 saya hidup merantau dengan mbak saya. Suka duka bertengkar tentu ada sebagai romantisme hubungan adik kakak. Bayang-bayang masa saat mbak masih hidup terus mengikuti membuat duka membuncah lagi.
Sugeng Tindak Mbak, saiki kowe terbebas dari kanker tanpa rasa sakit.