Satu Suro [besok]

Besok hari kamis (tanggal 10 Januari 2008 ) bertepatan dengan 1 suro, tahun baru dalam kalender jawa . Apa yang tersirat pertama kali bila mendengar kata satu Suro disebutkan ? Wajah dan body Suzzana waktu muda 😆 ato aura mistis beraroma kemenyan ? . Sudah, lupakan yang Suzzana bintang film malam Satu Suro di era 90an itu . Satu suro digunakan oleh beliau-beliau yang masih memegang teguh budaya jawa tingkat tinggi untuk melakukan segala macam ritual dari mulai menjamas (mencuci) senjata pusaka, bersemedi dan tirakatan . Dan menurut Simbok saya Bulan suro adalah bulan bisa bernafas lega . Laa kok ? Karena merupakan bulan pantangan untuk hajatan ato pesta, yang berdampak uang belanja simbok utuh tidak terpotong untuk menyumbang pesta , jiaaan ngiritmen tho jenengan .

Otak saya yang masih begitu imut ini belon mampu menangkap makna dibalik segala ritual satu suro . Dan tidak berani asal njeplak menguak segala misterinya. Laa terus, kenapa berani-beraninya memberi judul Satu Suro dipostingan ndak mutu ini . Bentar, sabar, sareh . Tiap satu suro saya selalu teringat masa-masa kecil yang ikut-ikutan melakukan laku prihatin salah kaprah secara bocah .

Kejadiannya sekitar tahun 19SM 🙂 , tiap malam tahun baru Jawa, saya bersama teman sepercicilan (Iwan/klende,Aris/gothik,siMul/mul-mul tujuh, Hadi/hadidhol ), kok ndak ada ceweknya? husst, masih kecil belon sunat . Biasanya siangnya kita telah mendiskusikan *halah*, dan merencanakan akal licik akan pergi kemana, apa-apa yang diperlukan dan perlu dipersiapkan . Walopun diskusi memakan waktu yang panjang, ngotot, menghabiskan berpering-piring gorengan dan juga pisuh-pisuhan, namun tempat tujuannya tiap tahun selalu sama, ndak kreatip dan diskusi yang sia-sia , Berjalan kaki menuju Kahyangan, Dlepih Tirtomoyo .

Kahyangan sebuah bukit didesa Dlepih, kecamatan Tirtomoyo,Kab Wonogiri . kode post . Kurang lebih sekitar 60 km melesat kearah selatan kota Surakarta . Yang konon merupakan petilasan tempat bertapa Raden Danang Sutowijoyo sebelum diangkat sebagai Raja Mataram dan bergelar Panembahan Senopati . Dan menurut kepercayaan penduduk setempat air dari sungai kahyangan membawa berkah bisa awet muda bila digunakan cuci muka ( sekedar informasi saya bukan hanya cuci muka dengan air itu tapi mandi di sungai itu, jadi bisa dibayangkan betapa awet mudanya saya 😆 ). Air dari sungai itu juga digunakan untuk menjamas senjata pusaka dari Kraton Solo maupun Jogyakarta.

Terlepas dari semua itu Bukit kahyangan adalah alam yang indah, bukit dengan aliran sungai jernih nan dingin, sejuk dengan rimbunan pepohonan . Banyak ditemui juga kera-kera liar yang bergelantungan kesana kemari . tempat yang begitu tenang untuk santai sejenak dari keriuhan kota, menghirup udara segar jauh dari polusi dan sesekali memandangi kera-kera, sambil bertanya seberapa miripkah kita dengan kera itu . 😆

Seiring waktu yang berjalan dan seiring para remaja yang kehilangan lahan untuk memadu kasih akhirnya Kahyangan dijadikan tempat strategis untuk berpacaran dan bermehek-mehek ria . Dan juga untuk sekedar cari perhatian ke bidadari berrok mini,berharap dapat mencuri pakaiannya ketika para bidadari itu mandi .

Ah..saya jadi teringat seseorang yang pusakanya saya jamas disana . Sudahlah ..