Kampung 1993 (jam 2 pagi)

Segerombolan bocah yang kalo kencing belon lurus, tiap malam selalu nongkrong dipos ronda diperampatan kampung . Ngakak tanpa arah, nyanyi tanpa nada, ndagel ndeso ibaratnya hidup mereka ini tanpa beban . Kalo sudah kelelahan dengan sendirinya mereka mencari tempat strategis untuk tidur dipos ronda itu, biasa tempat yang selalu full booking dibagian pojokan .

Tapi diantara gerombolan itu ada dua bocah yang mempunyai energi tangguh untuk menahan kantuk . Melihat kawan-kawan laen udah pada lelap tidur, maka timbul niat busuk dari dua bocah yang terjaga tadi, diskusi kecil dan pembagian tugaspun dilakukan, korban sudah juga ditentukan . Satu orang menjaga situasi, satunya lagi berbekal bungkus rokok kosong mencari bahan ke kandang ayam milik tetangga . Tak seberapa lama bahanpun sudah didapat, aksipun dilanjut ke korban yang sudah ditunjuk . Dengan alat bantu ranting kecil, pelan-pelan secuil tahi ayam di bekas bungkus rokok berpindah kelubang hidung si korban 😆 . Aksi berhasil sesuai yang telah direncanakan, senyum bengispun tersungging dari dua bocah itu .

Setelah mendapatkan waktu tepat, maka kedua begundal cilik ini membangunkan teman-temannya . Setelah terbangun semua, sikorbanpun kesibukan memeriksa sekelilingnya, “kok bau tahi ayam ya ?” ucapnya . Dari ujung kepala sampai ujung kaki dia periksa sambil meludah-ludah tak karuan . Dan akhirnya diapun tersadar,

“Haasyu… sapa yang ngasih tahi ayam di hidungku ?”

Tawapun meledak dan makian tak putus-putus keluar dari mulut sikorban . Sungguh aksi yang membanggakan bukan ?

———————-

Mungkin habis itu ada yang berpikiran akan ada pertumpahan darah setelah aksi yang saya lakukan kepada sikorban tadi . Perkiraan itu salah, ndak ada sedikit dendam dihati sikorban, makian bukan makian marah ditujukan kepada yang mengerjai dia, tapi makian untuk dirinya sendiri kenapa malam itu sampai bisa lengah .

Dengan cara kami yang aneh-aneh untuk saling mengerjai satu dengan yang laen, tercipta keakraban, solidiritas dan rasa persaudaraan diantara kami . Ada rasa kehilangan masa itu dan mungkin tidak hanya saya saja yang merasakan kehilangan masa-masa itu, merekapun bisa jadi berperasaan sama dengan saya . Kalo andai waktu bisa diputar tentu akan rame-rame lagi kembali ke masa-masa itu, masa ndableg, ra urus dan enteng dalam menyikapi hidup .

Proses hidup terus berjalan, semua mencari kehidupan masing-masing . Tapi memori itu masih terus melekat, tersenyum sendiri bila teringat . Lumayan sebagai obat lelah dalam menyikapi hidup yang kian berdegup-degup seperti saat ini .

>> Semprul, saya merindukan wajah-wajah ngapleki kalian .